Mari kita uraikan satu-satu di sini:
Perawatan yang baik meliputi, kebersihan, fasilitas berfungsi bagus termasuk ranjang dan air panas.
Perawatan fasilitas adalah satu dari antara hal utama yang kerap terabaikan. Ini bukan semata-mata memastikan semua perlatan dan perlengkapan berfungsi, tapi juga memastikan bersih dan tertata rapih.
Problem utama pada bisnis akuakultur adalah, kolam-kolam produksi kerap diinstalasi mengejar harga murah, tapi bukan mengejar kemudahan perawatan dan berfungsi jangka panjang. Kami anjurkan untuk melihat halaman manajemen usaha budidaya pada bagian manajemen kolam, bisa klik link ini.
Namun perlu diingat bahwa memilih kolam cara dan biaya instalasi kolam perlu merujuk pada ketersediaan sumber daya; kalau lupa mengenai konsep ini bisa kunjungi halaman mari membangun bisnis terpadu pada bagian bisnis harus sederhana, bisa klik link ini.
Pada kolam produksi kami, instalasi menggunakan konektor dan valve untuk drain, jadi tidak lagi menggunakan cabut pipa. Pilihan ini didasarkan pada kemudahan dan kehandalan instalasi. Cabut pipa jika pada pemasangannya terjadi kesalahan, maka pipa bisa goyang dan lepas, akibatnya fatal kolam surut dan ikan mati.
Kami juga membuat bak kontrol sehingga air buangan tidak langsung ke saluran pembuangan tapi masuk bak kontrol dahulu sehingga mudah untuk memonitor sampah, termasuk jika ada ikan yang mati di dasar.
Over flow kami pasang di dalam kolam bukan di luar. Pelampung disesuaikan dengan tingkat over flow, dan over low dipasang berjenjang menggunakan konektor aka socks. Beli konektor produksi Taiwan / import sebab lebih dalam batas koneksinya dan konektornya agak lebih panjang. Jangan gunakan konektor lokal yang pendek, cari konektor lokal yang panjang.
Instalasi air untuk penyemprotan pembersihan seputar kolam juga perlu disediakan, sehingga pembersihan kolam dapat dilakukan optimal.
Dengan cara seperti itu, maka perawatan kolam akan lebih mudah, demikian juga pembersihan kolamnya. Bahkan dengan kolam produksi dengan kapasitas 2700 kg dapat dikerjakan sendiri.
Sumber daya yang terampil, dan ramah
Ini bagian tersulit. Oleh karena itu dalam membuat suatu usaha akuakultur kami sarankan mencari area / daerah dengan ekososial yang orang-orangnya memang mempunyai karakter ramah, dan mudah dilatih / tekun. Ini juga terkait dengan sistem pengupahan yang diterapkan, dan pelatihan konsisten serta pengawasan yang manusiawi, akan tetapi jika orang-orang tersebut karakternya batu, kerap membangkang tidak mau patuh, maka pengupahan dan pelatihan yang konsisten sekalipun akan sulit juga berhasil.
Saat ini kami memilih menggunakan pendekatan otomatisasi karena konsep kolam terbatas dengan rancangan susun 3 x 10 m2 per 1 kolam dengan bersusun terdiri dari 2 kolam 1.5 x 5m2 pada kolam atas serta 1.5 x 2.5 m pada kolam atas yang berfungsi sebagai penampungan air bersih yang kembali ke kolam bawah berukuran 3 x 10 m2. Dengan demikian kami hanya menggunakan sesedikit mungkin orang di bagian produksi.
Rancangan kolam dibuat sedemikian rupa agar tidak membutuhkan banyak orang bahkan dapat dilakukan sendiri. Gambar rancangan kolam dapat lihat di IG @nasitim.konsultan klik ini.
Pada kolam panen, akan lebih praktis jika dipasang jaring gulung sehingga pada saat panen maka jaring digulung dan ikan diangkat, bukan dengan menyurutkan kolam.
Sumber daya yang terampil sulit, terlebih jika harus ramah. Pada usaha rintisan hal ini menjadi PR berkelanjutan, namun pada usaha yang telah berkembang maka ini menjadi PR yang lebih mudah karena dimungkinkan membuat rekrutmen berkelanjutan hingga menemukan personel yang cocok seperti yang dimaksud.
Moral bisnis yang bagus, mereka tidak menaruh harga setinggi-tinggi aka mumpung tutup tahun.
Moral bisnis, baru dapat terlihat jika sudah terkait rentang waktu yang panjang. Moral bisnis adalah bagian tersulitnya. Sistem ekonomi kapitalis yang tamak dan jahat telah menjadikan bagian ini paling sulit. Moral bisnis yang bagus harus ada pada pelaku usaha dan para pekerja di sana. Meskipun memang pelaku usaha adalah yang paling utama harus mempunyai moral bisnis yang bagus. Bagian ini akan kami ulas terpisah.
Biaya operasional relatif rendah
Biaya operasional yang rendah adalah hasil bukan target. Biaya operasional yang rendah terjadi karena Point 1, 2 dan 3.
Menjadikan biaya operasional rendah sebagai target akan mengkompromikan keselamatan dan kehandalan bisnis bahkan keselamatan dan kesehatan pekerja.
Ringkasan:
Jadi biaya operasional rendah sebagai hasil hanya dapat diperoleh jika sejak awalnya kita sudah membuat instalsai kolam yang sederhana namun fungsional dan handal, serta ketersediaan sumber daya yang terampil dan ramah atau menggunakan otomatisasi untuk mengurangi penggunakan tenaga manusia.
Kedua hal tersebut harus dilengkapi oleh moral bisnis yang bagus, tentunya tanpa melepaskan kakulasi bisnisnya. Moral bisnis yang bagus akan tercermin dari pelayanan konsumen yang bagus, pelayanan kosumen yang bagus hanya dapat diberikan jika sumber daya yang tersedia terampil dan ramah, di mana keterampilan dan keramahan tersebut diperoleh dari pelatihan yang konsisten dan pengupahan yang bagus.
Moral bisnis yang bagus harus dimiliki terlebih dahulu oleh pelaku usaha. Ini adalah bagian yang paling sulit, sebab sistem kapitalis yang tamak dan jahat lebih mengutamakan hubungan transaksional, sedangkan moral bisnis kerapkali dapat berarti rugi demi memenuhi janji, dan atau melihat peluang besar namun menolak agar dapat memenuhi kesepakatan bisnis.
Akhir kata, Bali utara telah menunjukan bahwa melakukan 4 hal tersebut memungkinkan usaha mereka berkelanjutan. Meniru bisnis di Bali Utara yang dilakukan oleh hotel-hotel dan pelaku usaha kecil di sana, dapat berarti bahwa usaha akuakultur kita menjadi bentuk perlawanan dari sistem ekonomi kapitalis yang tamak dan jahat. Apakah kita berani dan bisa?
Bali utara bisa, masa kita tidak bisa?
#SemangatIkan
#Ikantilapiacom
#NasiTimKonsultan
#BelajarBisnisdiBaliUtara
#BersamaKitaBisa
#BersatuKitamampu
Untuk kembali ke halaman konsep mencari dan membangun fasilitas klik link ini.