Manajemen usaha budidaya ikan air tawar konsumsi pada lini produksi
Manajemen usaha budidaya ikan air tawar konsumsi pada lini produksi adalah manajemen yang meliputi:
Manajemen Kolam
Manajemen Air
Manajemen Pakan
Manajemen Ikan
Tujuan dari manajemen pada lini produksi ini adalah:
Menyederhanakan pengelolaan agar memudahkan duplikasi usaha
Menekan biaya produksi tanpa menambah beban kerumitan usaha, agar budidaya dapat terintegrasi dengan biaya yang relatif rendah namun produktif karena waktu yang lebih sedikit digunakan pada pengelolaan usaha, sehingga harga jual relatif mempunyai margin yang bagus.
Menekan penggunaan sumber daya manusia sesedikit mungkin, dan biaya menjadi lebih variable vs biaya tetap, untuk mengurangi ketidakstabilan performa produksi.
Konsistensi kualitas ikan yang dihasilkan.
Sanggahan: Semua yang diberikan di sini bukan dari pendapat ahli, karena kami hanyalah konsultan amatir yang sekaligus sebagai petani mandiri. Tulisan yang ditampilkan di sini adalah versi kami sendiri, yang disesuaikan dengan kebiasaan kami dengan demikian maka semua yang dilakukan pada tulisan ini adalah gaya budidaya kami sendiri, namun kami yakini ini paling mudah.
Oleh karena itu semua resiko dan akibat dari tulisan ini di luar tanggung jawab kami, sehingga mereka yang ingin meniru pengalaman yang dibagikan di sini sepenuhnya bertanggung jawab pada masalah dan atau kegagalan yang dapat terjadi, demikian juga jika berhasil tidak perlu bagi kami aka total 100% gratis. Harap dimaklumi. Semangat ikan! 🦸
Manajemen kolam
Ini meliputi instalasi infrastruktur dan perawatan / pengelolaan rancangan kolam, kebersihan lingkungan kolam, instalasi aerasi jika menggunakan aerasi, pipa pembuangan, pipa overflow serta peralatan dan perlengkapan kolam lainnya.
Pengecekan harus dilakukan setiap hari, pada titik-titik kritis, sambungan harus diuji agar jangan longgar.
Untuk menyederhanakan ini maka pada kolam kami sendiri, kami memasang valve pada drain sehingga pipa bukan dicabut tapi hanya buka valve.
Overflow di kolam kami adalah overflow dalam, bukan luar. Meskipun kokoh, tapi pada kolam dengan ikan ukuran besar 2 kg isi 3 ekor, overflow harus diperiksa kelurusannya, kadang dapat miring ditabrak ikan. Sebagai pengaman, overflow kami pasangkan valve juga pada jalur drainnya, namun resikonya jika valve ditutup ketika kolam ditinggal dan hujan deras maka air bisa tumpah.
Karena tidak menggunakan aerasi hanya pompa saja maka lebih mudah untuk mengeceknya. Pompa perlu dibersihkan setiap bulan, namun dalam prakteknya jika manajemen pakannya bagus, lingkungan kolam bersih, algae / lumut terkendali, serta tidak ada daun jatuh atau kontaminasi dari luar kolam masuk ke dalam kolam, serta manajemen airnya bagus, maka pompa relatif bersih sehingga tidak perlu dibersihkan sering-sering. Selama jalan 4 tahun ini pompa dibersihkan < 12 kali. Terbanyak di tahun pertama, masih tolol soalnya urusan manajemen air dan pakannya.
Lebih rawan penggunaan aerasi termasuk menggunakan supercharger, semua instalasi aerasi harus dilakukan pemeriksaan setiap hari 2 kali, yaitu pada pagi atau siang hari, dan menjelang sore hari ketika kolam kemungkinan akan ditinggal / tidak ada orang. Termasuk di dalamnya adalah pemeriksaan sistem back-up darurat / automatis ketika lampu mati.
Sambungan aerasi terlepas, akan jadi musibah ikan tewas.
Manajemen Air
Ini yang paling utama dan paling kerapkali dilupakan serta paling bermasalah pada awal-awalnya.
Target yang harus dicapai adalah kadar amonia < 0.25 mg / L
Oksigen 6 - 8 mg/l pada temp 25°C
Pengukuran setiap 14 hari dengan manajemen pakan 5% dari bio-massa yang diberikan 2 x per-hari, serta tidak ada sisa pakan sama sekali pada setiap periode pemberian pakan. Pakan sisa harus diambil setelah 20 menit.
Pengendalian kualitas air dapat dilakukan dengan moda tanam:
Bio-flock
RAS tanpa filter menggunakan settling pond / drum atau dengan filter tabung
Sirkulasi menggunakan pompa sirkulasi saja, air dipancurkan setinggi 1.5 m, agar jatuh lagi ke kolam untuk menambah oksigen namun tanpa settling pond, sehingga perlu dilakukan penggantian air ketika Amonia > 0.25 mg / L dengan mengganti 30% air baru.
Ketiga moda di atas membutuhkan blow down namun Bio-flock relatif paling lama / sedikit rutinitas blow downnya jika bio-flock terbentuk sempurna.
Manajemen pakan
Bagian 1 ikan ukuran konsumsi 1 kg isi 5 - 8 dan ukuran konsumsi 1 kg isi 3 - 4
Manajemen pakan juga kerap jadi masalah mendasar, sebab terkait langsung pada biaya produksi yang komponennya termasuk besar.
Manajemen pakan versi kami terbagi menjadi dua yaitu:
Manajemen pakan untuk hasil produksi ikan konsumsi ukuran 1 kg isi 5 - 8
Manajemen pakan untuk hasil produksi ikan konsumsi premium 2 kg isi 3 ekor atau lebih.
56 hari pertama yang kritis, yaitu pembentukan ikan / kualitas ikan. Pakan pada periode ini protein > 20 % jangan kurang, dengan penggunaan 8% dari bio-mass. Pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pada pagi menjelang siang hari setelah matahari terbit kuat, dan kisaran jam 19.00 - 21.00. Rentang makan 1 dan ke 2 adalah 12 jam. Pakan sisa harus diambil setelah 20 menit.
Ikan disortir tahap 1 adalah hari ke-14
Ikan disortir tahap 2 adalah hari ke- 28
Ikan disortir tahap 3 adalah hari ke -32
Ikan disortir tahap 4 adalah hari ke -46
Ikan ditimbang untuk menentukan bio-massa baru untuk pakan. Setiap sortiran maka ikan hanya dikasih makan 1 kali. Esok harinya baru kembali normal lagi.
Ukuran yang paling besar pada setiap tahap sortir dipisahkan untuk menjadi kelompok ikan konsumsi ukuran 1 kg isi 3 - 4 yang akan berlanjut dapat berlanjut pada pembesaran 2 kg isi 3 ekor, dan sisanya adalah ukuran konsumsi 1 kg isi 5 - 8.
Jadi dibutuhkan 2 kolam untuk membagi ini sekaligus penjarangan. Jikalau tidak ada kolam terpisah khususnya pada kolam lahan terbatas, maka dipisahkan dengan jaring rapat agar ukuran terkecil pada kelompok sortir tidak bisa lolos. Ikan yang terlalu kecil pisahkan / buang, jadikan tepung ikan juga boleh untuk penambah bibisan, atau jual jadi ikan hias anak-anak.
Pada hari ke 47 sejak benih ditanam, maka dimulai puasa hingga hari ke 50 (3 hari), selanjutnya pemberian pakan kembali 2 kali sehari hingga hari ke 62, dengan bibis pakan menggunakan inokulan, berlaku untuk ikan ukuran sortir untuk isi 3 - 4 dan ukuran sortir 5 - 8. Penggunaan inokulan adalah 20 cc untuk pakan 1 kg.
Manajemen pakan pada hari ke 63 - 90 menggunakan pakan protein < 20% untuk menahan agar ikan jangan susut, dengan target hari ke 91 adalah panen untuk ukuran konsumsi ukuran 5 - 8. Pakan 5% dari bio-massa.
Jika ada yang masuk pada ukuran 2 - 3 maka ini dapat masuk pada pembesaran untuk ukuran 2 kg isi 3, sisanya dapat dipanen dan dijual sesuai dengan ukurannya pada hari ke 98 - 112.
Satu siklus tanam selesai dan kolam dikosongkan untuk masuk benih baru dengan manajemen pakan sebagaimana tersebut di atas.
Hari 1 dihitung ketika benih ditanam. Ukuran benih 1 kg isi 80 - 100 ekor.
1 Siklus panen adalah maksimal 112 hari untuk ikan ukuran konsumsi.
Manajemen pakan
Bagian 2 ikan ukuran konsumsi 2 kg isi 3
Umur ikan sejak masuk tanam yaitu sudah 112 hari.
Ikan disortir tahap 1 adalah hari ke-142
Ikan disortir tahan 2 adalah hari ke-172
Ikan disortir tahap 3 adalah hari ke -202
Ikan ditimbang untuk menentukan bio-massa baru untuk pakan. Setiap sortiran maka ikan hanya dikasih makan 1 kali. Esok harinya baru kembali normal lagi.
Pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pada pagi menjelang siang hari setelah matahari terbit kuat, dan kisaran jam 19.00 - 21.00. Rentang makan 1 dan ke 2 adalah 12 jam. Pakan sisa harus diambil setelah 20 menit. Pakan 5% dari bio-massa ikan.
Ukuran yang paling besar pada setiap tahap sortir dipisahkan untuk menjadi kelompok ikan indukan lokal guna memproduksi ikan ukuran 1 kg is 5 -8, sisanya untuk panen.
Jadi dibutuhkan 2 kolam untuk membagi ini sekaligus penjarangan. Jikalau tidak ada kolam terpisah khususnya pada kolam lahan terbatas, maka dipisahkan dengan jaring rapat agar ukuran terkecil pada kelompok sortir tidak bisa lolos. Ikan yang ukurannya lebih kecil pisahkan bisa dijual langsung untuk pembeli eceran. Percuma jika dipelihara terus tidak akan mencapai ukuran yang dimaksud, dan habiskan pakan.
Pada hari ke 143 sejak benih ditanam setelah sortiran 1 pada tahap ke-2 ini ikan diberikan makanan protein sedang < 20% + inokulan. Penggunaan inokulan adalah 20 cc untuk pakan 1 kg.
Pada hari ke 187 ikan dipuasakan lagi 14 hari penuh. Kondisi air harus bagus Oxygen 7 - 8 mg/L, amonia max 0.25 mg/ L dan kondisi algae dan atau flock memadai di kolam.Puasa selesai pada hari ke 194 kasih makan 1 kali berikutnya kembali 2 kali, lalu pada hari ke 202 sortiran kembali.
Setiap sortiran kasih makan hanya 1 kali.
Hari ke 203 - 240 = 37 hari menjelang panen ukuran 2 kg isi 3 ekor.
Pada hari ke 238, ikan dipuasakan, dan pada hari ke 240 panen.
1 Siklus ikan 2 kg isi 3 ekor selesai dalam 240 hari sejak benih ditanam.
Satu siklus tanam selesai dan kolam dikosongkan untuk masuk ukuran besar hasil sortiran dari 112 hari.
1 Siklus panen adalah maksimal 240 hari untuk ikan premium 2 kg isi 3 ekor.
Beberapa catatan untuk 3 topik di atas.
Berapakah total pakan yang dihemat dalam siklus 240 hari ini?
Puasa 1 pada hari ke 47 selama 3 hari.
Puasa 2 pada hari ke 187 selama 14 hari.
Setiap sortir yaitu 4 kali pada tahap 1 ikan konsumsi 1 kg isi 5 -8, makan 1 kali.
Setiap sortir yaitu 3 kali pada tahap 2 ikan konsumsi 2 kg isi 3 ekor, makan 1 kali.
Tinggal dihitung saja konversi pada jumlah kapasitas teoritis kolam.
Jika saja satu hari butuh makan 60 kg = Rp. 560.000, maka dalam 14 hari hemat Rp. 7.840.000,-
Catatan: Ikan konsumsi ukuran 1 kg isi 5-8 ekor pada tahap pertama hingga hari ke 62 pakan 8% protein > 20%. Hari ke 63 - panen pakan 5% protein < 20% ditambah inokulan 20 cc per 1 kg pakan.
Ikan konsumsi ukuran 2 kg isi 3 ekor pakan 5% protein < 20% ditambah inokulan 20 cc per 1 kg pakan.
Manajemen kolam, air dan pakan, ketiganya memainkan peranan yang sangat besar sekali untuk keberhasilan tanam dan produksi ikan budidaya air tawar yang konsisten. Terlepas apapun jenis ikan / komiditi akuakulturnya, prinsipnya akan serupa.
Kunci dari implementasi manajeman ini dengan benar ada pada kerapihan administrasi / catatan, dan ini terus terang adalah kelemahan mendasar yang hampir semua petani mandiri alami, termasuk kami, yaitu sulit membuat catatan administrasi yang rapih, sistematis dan konsisten. Karena merasa bahwa kolam punya sendiri dan dikelola sendiri, sehingga daripada membuat catatan yang dilakukan hanyalah mengandalkan ingatan saja, dan itu dapat berakibat fatal.
Jika ketiga manajemen ini sudah dilakukan maka manajemen terakhir yang harus dijalankan dengan benar, yaitu Manajemen ikan dan atau komoditinya sendiri.
Artikel tersebut to be continued.
Manajemen ikan
Topik ini dibagi menjadi:
Pembesaran ikan untuk konsumsi
Ikan untuk indukan lokal /penggunaan sendiri.
Burayak
Pengobatan penyakit
Akan ditaruh pada page berbeda. Jadi to be continued. Silahkan jika ada koreksi dan tambahan pengetahuan yang dapat dibagikan untuk menambah pengetahuan kita bersama.
Untuk berbicang lebih lanjut dapat hubungi kami melalui Telegram.
Semangat ikan!
#DenganberTaniKitaMelawan